"Indahmu tak dapat ku kenang lagi,
Bagian terakhir dari album usang ini,
Yang hidup namun terlihat seakan mati,
Untuk seluruh bab kisah ini, aku pamit pergi."
— Pembahasan :
Dalam baris pertama, saya menuliskan kalimat, "Indahmu tak dapat ku kenang lagi", maksudnya adalah ketika saya harus dipaksa merelakan sebuah hal yang saya anggap berharga pergi, keindahan itu sudah tak dapat saya kenang lagi.
Lalu dalam baris kedua, saya menuliskan kalimat, "Bagian terakhir dari album usang ini", maksudnya adalah ketika saya harus menghapus seluruh kenangan cetak dalam bentuk album poto, membakarnya.
Dalam baris ketiga, saya menuliskan kalimat, "Yang hidup namun terlihat seakan mati", maksudnya adalah ketika saya harus tetap hidup namun jiwa saya sudah dibawa pergi bersamaan dengan hangusnya album berisikan kenangan indah tadi.
Dan di baris terakhir, saya menuliskan kalimat, "Untuk seluruh bab kisah ini, aku pamit pergi", maksudnya adalah ketika alur kisah saya sudah menyentuh halaman terakhir, semuanya sudah tamat. Lalu saya pamit untuk pergi, membiarkan jiwa saya bertemu dengan kenangan itu.
— Kesimpulan :
Jadi puisi yang saya tulis ini bercerita tentang seseorang yang dipaksa merelakan, dipaksa hidup walau hampa, hingga ketika dia sudah tidak sanggup dan memutuskan untuk melepaskan kekosongan itu. Pergi untuk selamanya bersamaan dengan terbebasnya jiwa-jiwa yang tenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar